Bermula dari postingan Aurelie Moeremans di Instagram pribadinya yang memposting foto Curug dengan nama Curug Mariuk. Kesan pertama gue melihat postingan tersebut Wooww keren juga nih Curug, dan gue mikir pasti nih Curug jauh diluar kota, firasat awal gue di Sukabumi. Karena penasaran gua ngulik di google dan gue terkejut tenyata tempatnya di Bogor, tepatnya di Kecamatan Sukmakmur, Kabupaten Bogor. Dalam hati ini sih ga jauh dari Curug Hordeng, kebetulan gue pernah ke curug hordeng 3 tahun lalu. Tanpa pikir panjang gue langsung masukin nih Curug ke dalam list liburan gue.
Iseng gua chat temen di grup nanya kapan libur, kira-kira ada yg pas engga liburnya bareng. Singkat cerita akhirnya dapat tanggal 12 April 2019, kebetulan semua libur. Kami jalan berempat gue, Inge, Adit, dan Lutfi, perjalanan di mulai dari rumah Inge di Citayam pukul 09.15 menggunakan motor Adit dan Lutfi, dan gue nebeng dong hehehe. Kendaraan kami arahkan menuju Sentul lurus terus saja ke arah Babakan Madang, melewati Jungle Land, Hutan pinus Gunung Pancar, Curug Putri Kencana, dan Leuwi Hejo.
Setelah melewati Leuwi Hejo akan ada persimpangan ke kiri arah Citereup dan Jonggol, arah kanan ke Curug Hordeng. Langsung saja ambil arah kanan dan lurus terus dengan jalanan naik turun dan mulai sedikit rusak, yang bikin engga betah di motor. Kira-kira 15 menit dari persimpangan tadi kami bertemu persimpangan lagi dengan arahan lurus ke Curug Hordeng, ke kiri Curug Mariuk, menandakan perjalanan sudah hampir sampai. Kita berhenti sejenak disitu sambil istirahat dan foto-foto.
Persimpangan Jalan Menuju Curug Mariuk
Setelah istirahat sejenak, kita melanjutkan perjalanan kembali. Dari sini jalanan mulai tanah bebataun dan terus menanjak sampai parkiran, jadi kalau kesini bawa mobil hanya bisa sampai persimpangan tadi, dan gue sendiri engga rekomendasikan ke sini saat musim hujan. Kira-kira perjalanan 5 menit dari persimpangan tadi sampai di tempat parkir, di pintu masuk kita dikenai biaya 35rb 2 orang, 1 motor, dengan rincian 15rb/orang dan parkir 5rb. Kami sampai di pintu masuk pukul 11.10, ya perjalanan memakan waktu hampir 2 jam. Dan kebetulan banget waktu itu hanya kami berempat yang mengunjungi curug tersebut, gue langsung terpikir Wooww bakal jadi curug pribadi nih hehehe.
Tempat Parkir
Pemandangan dari Tempat Parkir
Lokasi Curug Ada di Dalam Perbukitan Tersebut
Tanpa berlama-lama kamipun langsung berjalan melalui jalan setapak naik turun dengan kontur tanah berbatu akan sangat licin bila hujan turun. Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang benar-benar luar biasa khas perbukitan dengan view yang sangat indah. Berulang kali kami berhenti hanya untuk sekedar berfoto atau sambil istirahat minum, karena memang jalan menuju Curug cukup melelahkan dan memakan waktu. Sekitar 30 menit kami tracking akhirnya sampai juga di Curug Mariuk, dan tenyata benar-benar seperti postingan di Instagram. Curug ini benar-benar indah, airnya biru dan sangat jernih, dengan tinggi Curug kira-kira 6 meter, arus air juga sangat deras, dan airnya dingin sekali.
Curug Mariuk
Buat kalian yang tidak pandai berenang jangan mencoba untuk bermain di kolamnya, karena kedalaman kolam mencapai 5 meter. Buat kalian yang suka adrenalin cobalah untuk melompat dari batu di sisi kanan Curug, rasakan adrenalin yang memuncak dengan melompat bebas dari ketinggian 3 meter dan kedalaman 5 meter, benar-benar akan sangat memuaskan, terlebih dengan kondisi Curug yang sedang sepi. Kamipun mulai bermain air, berenang, mengabadikan momen sepuasnya hehehe.
Dingin Banget Airnya
Jangan Salfok ke Belakang ya
Berasa Curug Pribadi
Segerrrr
Perempuan Sendiri
Pose Apa ini
Selfie Dulu...Cekrek
Oh iya di Curug mariuk ini sudah terdapat warung-warung makanan dan minuman dan terdapat pula kamar mandi untuk ganti pakaian. Tapi apesnya waktu kami kesana warung tidak ada yang buka dan kamar mandipun terkunci, akhirnya kami harus berganti baju di kamar mandi yang terletak di parkiran.
Setelah puas bemain dan berfoto kamipun kembali pulang menuju parkiran, namun di tengah perjalanan kami menemui persimpangan, karena penasaran kami ikuti saja kemana arah persimpangan tersebut. Ternyata setelah ditelusuri kami menemukan curug-curug kecil dan Leuwi yang engga kalah indahnya dari Curug Mariuk. Alhasil kami basah-basahan lagi hehehe.
Cuma Inge yang Engga mau Basah
Aliran Air Dari Curug Mariuk Membentuk Curug Kecil
Pose di Batu
Indahnya Ciptaan Tuhan
Setelah dirasa cukup lelah dan sudah mulai kedinginan akhirnya kami memutuskan untuk pulang, pukul 13.30 kami jalan pulang dengan sisa-sisa tenaga kami hehehe. Sungguh memuaskan rasanya, refreshing sejenak dari hiruk pikuk perkotaan, melihat hijau-hijau sejauh mata memandang, mensyukuri ciptaan Tuhan, dan tidak lupa bersyukur kepadaNya. Tidak lupa kami turut membawa pulang sampah yang kami hasilkan, jangan tersisa sedikitpun, alam wajib dijaga kelestariannya. Karena pada dasarnya, ketika kita mencintai alam, alampun akan mencintai kita, namun apabila kita berbuat kerusakan alampun akan berbalik marah pada kita, namun sayagnya bencana alam tidak mengenal siapa orang baik dan orang jahat, semua dilahap habis, maka dari itu jagalah alam jangan sampai dia marah. Sampai di parkiran sudah pukul 14.00, ganti pakaian dan istirahat sejenak, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan pulang.
Selfie Sebelum Pulang
Pose Dengan Background Perbukitan
Sekian cerita perjalanan gue ke Curug Mariuk, semoga bisa jadi referensi buat temen-temen yang ingin berpetualang di alam terbuka, dan engga jauh dari Jakarta, sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam daftar akhir pekan. Next mau kemana???
Tips Mengunjungi Curug Mariuk:
1. Siapkan fisik yang prima karena perjalanan yang cukup melelahkan.
2. Siapkan juga motor dalam keadaan fit, terutama bagian ban, karena jalan banyak yang berbatu.
3. Isi bensin sesampai di Sentul bila tinggal menyisakan setengah, karena bila sudah masuk desa Karang Tengah sudah tidak ada SPBU.
4. Bawa perbekalan yang cukup terutama air minum. Walaupun ada warung kemungkinan besar harganya cukup mahal.
5. Datang dari pagi agar bisa menikmati semua Curug dan Leuwi yang ada.
6. Siapkan uang kecil, karena sepanjang jalan akan ada sumbangan untuk perbaikan jalan.
7. Jangan malu tanya warga apabila kesulitan menemui lokasi, karena mengandalkan google maps tidak selalu dapat sinyal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar